
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan laporan khusus kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait dampak kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat yang diberlakukan sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap perekonomian Indonesia.
Dalam pertemuan yang berlangsung awal pekan ini, Sri Mulyani menjelaskan bahwa tarif tinggi yang dikenakan AS terhadap berbagai produk impor, termasuk dari Tiongkok dan negara-negara berkembang, secara tidak langsung turut memengaruhi sektor ekspor Indonesia. Ketegangan dagang global yang dipicu oleh kebijakan Trump telah menciptakan ketidakpastian pasar dan memengaruhi rantai pasok internasional.
“Indonesia memang bukan target langsung dari kebijakan tarif tersebut, namun dampaknya terasa lewat penurunan permintaan global dan pengalihan alur perdagangan,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya.
Ia menyoroti beberapa sektor yang paling terdampak, seperti industri manufaktur, elektronik, dan tekstil, yang mengalami tekanan baik dari sisi ekspor maupun dari gangguan pasokan bahan baku. Laporan tersebut juga mencakup analisis mengenai peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengisi celah pasar yang ditinggalkan oleh negara-negara yang terdampak langsung tarif AS.
Presiden terpilih Prabowo dikabarkan menyambut baik laporan tersebut dan menekankan pentingnya strategi adaptif serta diplomasi dagang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global ke depan. Ia juga menugaskan tim ekonominya untuk menindaklanjuti temuan tersebut sebagai bagian dari perencanaan ekonomi nasional pasca-pelantikan.
Laporan ini menjadi salah satu langkah awal koordinasi antara pemerintahan yang akan datang dengan pejabat ekonomi saat ini dalam memastikan transisi yang mulus dan responsif terhadap tantangan global.