
veriteblog.com – Di tengah-tengah kedamaian keluarga, sebuah tragedi memilukan terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel). Seorang pria tewas setelah disabet celurit oleh adiknya sendiri. Insiden ini berawal dari sengketa warisan yang tak kunjung menemui titik terang dan berakhir dengan kekerasan yang merenggut nyawa.
Peristiwa yang mengguncang warga setempat ini terjadi di sebuah rumah di kawasan Serpong, pada suatu pagi yang seharusnya menjadi waktu yang tenang bagi keluarga tersebut. Kedua saudara ini, yang sudah dewasa, awalnya terlibat dalam perdebatan sengit mengenai pembagian warisan orangtua mereka. Masalah yang sudah lama dipendam akhirnya memunculkan ketegangan yang tak dapat diatasi, hingga pada akhirnya berujung pada tindakan tragis.
Menurut keterangan polisi, perdebatan tersebut semakin memanas dan menyebabkan pelaku yang berusia lebih muda kehilangan kendali. Dalam sekejap, pelaku mengambil celurit yang ada di dekatnya dan melayangkan sabetan ke tubuh korban. Serangan itu begitu cepat dan brutal, menyebabkan korban yang berusia lebih tua langsung terjatuh dan menghembuskan napas terakhirnya di tempat.
Kejadian ini mengungkapkan betapa rapuhnya hubungan antar saudara jika tak ditangani dengan bijaksana. Sengketa warisan, yang seharusnya bisa diselesaikan dengan dialog, malah berubah menjadi sumber kehancuran. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat saling mendukung dan menjaga, malah terpecah akibat konflik ini.
Pihak kepolisian yang segera turun tangan mengamankan pelaku dan memulai penyelidikan. Sang pelaku kini telah ditahan dan tengah menjalani pemeriksaan. Tragedi ini mengingatkan kita semua bahwa setiap perselisihan, sekecil apapun, sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin, tanpa melibatkan kekerasan. Kehidupan seseorang yang berakhir sia-sia hanya karena masalah warisan tentu menjadi sebuah pukulan telak bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Cerita ini juga menjadi peringatan bagi kita semua bahwa konflik keluarga, jika tidak ditangani dengan cara yang bijaksana, dapat berakhir dengan dampak yang sangat buruk.