
veriteblog.com – Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, baru-baru ini menarik perhatian publik dengan pernyataannya bahwa pendiri Microsoft, Bill Gates, dianggap lebih mencerminkan nilai-nilai Pancasila dibandingkan sebagian masyarakat Indonesia. Ucapan tersebut disampaikannya dalam konteks membahas peran tokoh-tokoh dunia dalam mengatasi masalah global seperti kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.
Pernyataan ini menuai berbagai respons. Sebagian menganggapnya sebagai bentuk autokritik yang menyentil kurangnya implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai seperti keadilan sosial, kemanusiaan, dan persatuan, menurut Prabowo, sering kali justru lebih tampak dalam tindakan tokoh internasional seperti Gates, yang dikenal aktif dalam kegiatan filantropi dan pembangunan global melalui Bill & Melinda Gates Foundation.
Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan relevansi perbandingan tersebut. Mereka menilai bahwa menilai “ke-Pancasila-an” seseorang yang bukan warga negara Indonesia bisa menimbulkan kebingungan, terutama karena Pancasila adalah dasar negara yang unik bagi Indonesia.
Terlepas dari kontroversi, pernyataan itu membuka ruang diskusi penting mengenai sejauh mana masyarakat Indonesia benar-benar menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Apakah kita hanya menghafalnya, atau benar-benar menjadikannya pedoman dalam bersikap dan bertindak?
Ucapan Prabowo seolah menjadi cermin untuk bercermin, mengingatkan bahwa semangat gotong royong, keadilan, dan kemanusiaan perlu terus dihidupkan, bukan hanya dalam wacana, tetapi juga dalam tindakan nyata di berbagai lapisan masyarakat.