
veriteblog.com – Ledakan hebat yang terjadi di kawasan Gunung Bintang, Garut, Jawa Barat, pada awal Mei 2025, menewaskan sedikitnya 13 orang. Peristiwa tragis ini diduga kuat berasal dari ledakan amunisi sisa yang tersimpan di gudang milik PT Pindad. Sebelum ledakan terjadi, sejumlah saksi mata melaporkan adanya penampakan amunisi yang tercecer di lokasi.
Warga sekitar mengaku sempat melihat benda-benda mencurigakan menyerupai peluru dan mortir di area tempat kejadian. Beberapa bahkan mengambil foto dan video yang menunjukkan keberadaan amunisi dalam jumlah cukup banyak. Namun, belum ada tindakan signifikan dari pihak terkait sebelum akhirnya ledakan dahsyat mengguncang wilayah tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa proses investigasi masih berlangsung. Sementara itu, Tim Gegana dan TNI telah diterjunkan untuk mengamankan area dan memastikan tidak ada sisa bahan peledak yang dapat memicu ledakan susulan.
PT Pindad selaku perusahaan pemilik lokasi menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan mengatakan siap bekerja sama penuh dengan aparat untuk menyelidiki penyebab utama ledakan. Mereka juga menyatakan bahwa lokasi tersebut sebenarnya merupakan area penyimpanan lama yang semestinya sudah steril.
Pihak kepolisian menduga ada kelalaian dalam proses pembersihan dan pengamanan gudang amunisi tersebut. Hal ini memicu pertanyaan serius mengenai standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan limbah militer yang berbahaya.
Keluarga korban dan masyarakat kini menuntut transparansi dan pertanggungjawaban. Mereka berharap pemerintah dan instansi terkait segera mengungkap kebenaran dan memastikan kejadian serupa tak terulang.
Ledakan ini menjadi pengingat keras akan pentingnya pengawasan ketat terhadap material militer, bahkan setelah masa aktifnya berakhir.