
veriteblog.com – Musim demi musim, Arsenal terus menunjukkan peningkatan signifikan di bawah kepemimpinan Mikel Arteta. Permainan atraktif, skuad muda penuh energi, dan konsistensi dalam performa menjadi ciri khas mereka. Namun, hingga kini, satu pertanyaan besar masih membayangi: kapan mereka benar-benar akan menjadi juara?
Musim 2022/23 menjadi contoh sempurna. Arsenal memimpin klasemen Liga Inggris selama lebih dari 240 hari—rekor terpanjang bagi tim yang akhirnya gagal menjuarai liga. Musim 2023/24 pun serupa; meskipun tampil solid dan menakutkan, The Gunners kembali tergelincir di momen-momen krusial. Kekalahan tipis atau hasil imbang tak terduga membuat mereka terpeleset di jalur perebutan trofi.
Fenomena “nyaris juara” ini mengingatkan publik pada era Arsène Wenger pasca-2004, di mana Arsenal kerap berada di papan atas tapi selalu gagal menyentuh puncak. Mikel Arteta memang telah membawa semangat baru dan strategi segar, namun mental juara masih menjadi tantangan utama tim ini.
Beberapa pengamat menyebutkan bahwa yang dibutuhkan Arsenal kini bukan lagi sekadar taktik atau formasi, melainkan pengalaman dan ketenangan dalam tekanan tinggi. Tim seperti Manchester City dan Liverpool membuktikan bahwa kedewasaan dalam mengelola tekanan di pekan-pekan akhir adalah kunci kesuksesan.
Jika Arsenal mampu mempertahankan konsistensinya dan menambah kedalaman skuad dengan pemain bermental juara, maka gelar bukan lagi angan-angan. Namun, hingga saat ini, mereka masih harus berjuang keluar dari label sebagai tim yang ‘nyaris’.