

Modus Komunikasi Personal yang Mengecoh
Kasus pencabulan oleh seorang dokter di Malang menggemparkan masyarakat setelah salah satu korban membeberkan pengalamannya kepada media. Menurut pengakuan korban, pelaku memulai pendekatannya secara halus melalui media sosial dan aplikasi pesan pribadi. Komunikasi yang awalnya bersifat profesional kemudian berubah menjadi lebih personal dan penuh perhatian. Dokter itu kerap menanyakan kabar, menawarkan bantuan, hingga mengajak bertemu secara informal, seperti menikmati secangkir kopi.
Korban mengaku awalnya tidak curiga karena menganggap hal tersebut bagian dari keramahan atau empati seorang tenaga medis. Namun, semakin lama, intensitas pesan menjadi lebih privat dan menyentuh ranah pribadi yang tidak lagi relevan dengan relasi pasien-dokter. Inilah yang kemudian menjadi pintu masuk pelaku untuk melakukan pendekatan secara emosional dan menciptakan kepercayaan palsu.
Tindak Pelecehan Terjadi Saat “Pemeriksaan”
Pertemuan antara dokter dan korban kemudian berlangsung di ruang praktik. Dengan dalih melakukan pemeriksaan kesehatan, pelaku mulai melakukan tindakan-tindakan yang melewati batas. Korban mengungkap bahwa ia diperlakukan tidak semestinya di balik ruangan tertutup tersebut. Situasi yang berlangsung dalam ruang tanpa saksi membuat korban merasa canggung dan sulit untuk melawan.
Rasa hormat dan segan terhadap status dokter, serta ketidaktahuan korban tentang prosedur medis yang benar, membuat pelaku leluasa menjalankan aksinya. Korban merasa tertipu dan mengalami tekanan mental setelah menyadari bahwa interaksi yang terjadi bukan merupakan bagian dari layanan kesehatan yang sah, melainkan bentuk pelecehan seksual yang terselubung.
Aparat Bergerak Cepat, Bukti Digital Jadi Kunci
Pihak kepolisian Malang telah menerima laporan resmi dan langsung melakukan penyelidikan. Sejumlah bukti elektronik seperti rekaman pesan, tangkapan layar percakapan, dan jadwal pertemuan telah disita untuk dianalisis. Selain itu, pemeriksaan terhadap dokter terduga pelaku juga tengah dilakukan, bersamaan dengan penelusuran kemungkinan adanya korban lain.
Petugas juga menggandeng pihak klinik atau tempat kerja pelaku untuk mengetahui latar belakang serta rekam jejak profesionalnya. Kepolisian memastikan bahwa proses hukum akan berjalan adil dan transparan, termasuk dengan memberikan perlindungan maksimal bagi para korban yang ingin bersuara.
Perlu Ketegasan dalam Menjaga Etika Medis
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa ruang medis seharusnya menjadi tempat yang aman dan steril dari penyalahgunaan kuasa. Seorang dokter memegang kepercayaan besar dari pasien, dan saat kepercayaan itu dikhianati, dampaknya sangat merusak secara fisik maupun mental. Etika profesi medis perlu ditegakkan dengan ketat, dan lembaga medis diharapkan memperketat pengawasan terhadap interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien.
Kasus ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat harus lebih sadar akan hak mereka sebagai pasien. Jika merasa tidak nyaman atau curiga, sangat penting untuk segera mencari pendapat kedua atau melapor. Semakin cepat penyimpangan terdeteksi, semakin kecil kemungkinan terjadinya korban baru.
Kasus pencabulan berkedok medis di Malang ini menjadi pelajaran pahit yang harus direspons serius oleh semua pihak agar kejadian serupa tidak terus terulang