
Insiden kekerasan kembali mengguncang Papua. Sebanyak 11 jenazah pendulang emas yang menjadi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) akhirnya berhasil dievakuasi. Proses panjang dan menegangkan ini memakan waktu tiga hari penuh sebelum jenazah tiba di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Tragedi ini bukan hanya menyayat hati, tetapi juga menyoroti betapa sulitnya medan Papua dan risiko tinggi yang dihadapi warga sipil di daerah konflik.
Serangan Brutal di Kawasan Tambang
Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada awal April 2025 di kawasan tambang emas Kali Ei, Distrik Seradala, Yahukimo. KKB secara brutal menyerang para pendulang emas, yang sebagian besar adalah warga sipil yang mencari nafkah.
Dalam serangan tersebut, KKB diduga menggunakan senjata api dan senjata tajam. Serangan ini mengakibatkan 11 orang meninggal dunia di lokasi kejadian. Beberapa korban bahkan dilaporkan mengalami luka berat sebelum akhirnya meregang nyawa.
Medan Sulit Hambat Proses Evakuasi
Evakuasi para korban tidak berlangsung mulus. Tim gabungan TNI, Polri, dan aparat setempat harus menempuh medan yang sangat berat, termasuk hutan lebat dan jalur sungai yang berbahaya. Selain itu, ancaman serangan susulan dari KKB juga membayangi proses penyelamatan.
Dibutuhkan waktu tiga hari penuh untuk membawa jenazah keluar dari lokasi kejadian menuju ibu kota Kabupaten Yahukimo, Dekai. Dalam perjalanan, tim evakuasi sempat berhenti beberapa kali untuk memastikan keamanan serta kondisi jenazah tetap terjaga.
Jenazah Tiba di Dekai, Suasana Haru Menyambut
Setibanya di Dekai, suasana duka menyelimuti tempat pemulangan jenazah. Keluarga korban, rekan sesama pendulang, serta masyarakat sekitar berkumpul untuk menyambut kedatangan para korban. Tangis pecah, dan doa pun dipanjatkan sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Pemerintah daerah bersama aparat keamanan memastikan bahwa para korban akan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing secepat mungkin, setelah proses identifikasi selesai dilakukan.
Pihak Berwenang Kecam Aksi KKB
Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih mengutuk keras aksi keji ini. Mereka menegaskan bahwa KKB telah melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan hukum nasional. Aparat juga menegaskan akan terus memburu pelaku hingga ke pelosok-pelosok wilayah.
Sementara itu, pemerintah menjanjikan perlindungan yang lebih kuat untuk warga sipil, khususnya yang tinggal atau bekerja di daerah rawan konflik seperti wilayah pertambangan rakyat di Papua.
Pesan untuk Warga Papua dan Pemerintah Pusat
Peristiwa ini menjadi pengingat serius bahwa konflik di Papua belum usai. Butuh upaya nyata dari semua pihak—baik pusat maupun daerah—untuk mengedepankan dialog, membangun kepercayaan, dan menjamin keselamatan masyarakat sipil.
Transisi menuju Papua yang damai tidak akan mudah, tapi dengan kerja sama dan pendekatan yang lebih manusiawi, masa depan yang lebih baik bukan hal yang mustahil.
Penutup: Tragedi Kemanusiaan yang Tidak Boleh Terulang
Evakuasi 11 jenazah pendulang emas korban KKB dalam waktu tiga hari bukan hanya soal logistik atau medan berat. Ini adalah cerita tentang penderitaan, kehilangan, dan pentingnya menjaga nyawa manusia di atas segalanya.
Mari terus suarakan perdamaian dan keadilan untuk Papua. Dan semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.